pitek

Sunday 24 January 2021

Rangkaian Seri

Alhamdulillah sudah sekian lama terkubur ini blog, baru kali ini saya akan post lagi. Hari ini saya akan post tentang Rangkaian Seri dan Paralel.
Bagi kalian yang sekolah atau kuliah dijurusan teknik elektro atau sejenisnya, mungkin kalian sudah tidak asing lagi dengan yang namanya Rangkaian Seri dan Paralel. Nah rangkaian Seri dan Paralel ini banyak digunakan dirangkaian listrik atau elektronika. Sebagai contoh saja, jika kalian mempunyai lampu Led dengan spesifikasi tegangan input 6 volt sedangkan kalian punya baterai yang teganganya persatu biji adalah 1,5 volt. Nah bagaimanakah cara nya supaya tegangan baterai tersebut bisa 6 volt ? Ya jawabanya adalah 4 biji baterai dihubungkan seri, maka teganganya akan berlipat menjadi 6 volt.
Kenapa bisa begitu 1,5 x 4 = 6 Volt. jadi kalian perlu 4 buah baterai yang dihubungkan seri. Lantas apa sih hubungan rangkaian Seri dan Paralel itu. Baik kita bahas :
a. Rangkaian Seri
Rangkaian seri adalah rangkaian yang tiap komponen (lampu, baterai, accu, resistor, kapasitor, induktor dll) dihubungkan secara sejajar atau berderet (salah satu ujung komponen A dan komponen B saling terhubung)dimana arus listrik hanya mengalir dalam satu aliran saja. untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah :

Bisa dilihat gambar diatas, itu merupakan contoh hubungan seri, resistor, lampu dan baterai. Hubungan seri ini mempunyai sifat listrik diantaranya :
1. Tegangan akan berlipat ganda sesuai komponen.
2. Arus akan tetap sama
Sebagai contoh, jika kalian mempunyai 2 buah Accumulator (Accu) dengan masing - masing dengan spesifikasi 60A, 12 Volt. Jika baterai tersebut dihubungkan seri, maka sesusai sifat hubungan seri diatas maka tegangan baterai menjadi 24 Volt (12 x 2 = 24 Volt; 12 + 12 = 24 Volt) tetapi arus yang mengalir akan tetap sama yaitu 60A
. Atau kalian mempunyai 3 buah resistor dengan masing masing spesifikasi R1=2 ohm, R2=3 ohm dan R3=4 ohm dan amper nya 1 amper, jika dihubungkan seri maka jumlah total tahananya menjadi 9 ohm (2+3+4 = 9 ohm) dan tetap amper nya 1 amper.
Adapun kekurangan dari rangkaian seri ini adalah jika salah satu komponen rusak, maka arus listrik tidak akan mengalir.
Rumus rangkaian seri pada hambatan (resistor).
Rt = R1+R2+R3+....Rn
dimana :
Rt = Rtotal (hambatan total).
Rn = R sesitor yang kesekian).
Rumus rangkaian seri pada catu daya seperti baterai, accu, solar sel.
Vt = V1+V2+V3.....Vn
dimana :
Vt = Tegangan Total.
Vn = Tegangan yang kesekian.
Contoh 1 :
Sebuah rangkaian elektronik membutuhkan resistor dengan nilai tahanan 60 ohm, dipasaran resistor yang mempunyai nilai 60 ohm tidak ada, yang tersedia hanya 10 ohm, 20 ohm, 50 ohm. Untuk itu kita bisa memodifikasi resistor yang ada dipasaran dengan cara menghubungkan seri R1 10 ohm dan R2 50 ohm maka totalnya akan menjadi 60 ohm.
Contoh 2 :
Sebuah lampu emergency membutuhkan tegangan 48 volt untuk bisa menyala dengan menggunakan Accu, sedangkan kebanyakan accu (baterai) yang beredar dipasaran mempunyai tegangan 12 dan 24 Volt. Bagaimana cara nya, ya tentu saja kita bisa memodifikasi accu tersebut, jika kita membeli yang 12 Volt maka dibutuhkan 4 accu supaya teganganya menjadi 48 Volt (12+12+12+12 = 48 Volt), dan jika kita membeli accu yang 24 volt maka hanya butuh 2 buah accu saja (24+24 = 48 Volt).
Ini merupakan teori rangkaian seri dasar untuk pemula, dilain waktu akan saya jelaskan rangkaian seri ini secara detail beserta contoh kasus nya. Selanjutnya akan saya bahas tentang Rangkaian Paralel, tunggu yaa!!