pitek

Wednesday, 14 December 2016

Mengenal Sistem EFI (Elektronic Fuel Injection) dan ECU (Engine Control Unit)

Berbicara tentang motor keluaran sekarang pasti tidak lepas dengan yang namanya EFI yang merupakan kepanjangan dari Engine Control Unit atau dalam bahasa Indonesia bisa dinartiakn sebagai Unit Control Mesin. Lantas apa fungsinya EFI tersebut dan seberapa pentingkah EFI tersebut buat kendaraan.

Sebelum mengenal EFI akan saya bahas dulu karburator karena karburator adalah pencetus lahirnya sistem EFI.
Dulu motor motor kendaraan keluaran tahun 2007 kebawah masih kebenyakan menggunakan teknologi karburator. Karburator merupakan bagian dari komponen mesin motor yang bertugas dalam pengabutan (pemasukan bahan bakar ke dalam silinder). Kerja dari karburator dimulai pada saat mesin dihidupkan, pada saat mesin hidup, mesin menghisap udara di luar yang masuk melalui karburator. Karena kecepatan udara yang masuk melalui spuyer kecil, maka tekanan udara di permukaan saluran masuk rendah, sehingga bahan bakar yang memancar melalui spuyer kecil. Campuran bahan bakar dan udara akan menghasilkan gas yang nantinya akan di bakar di dalam silinder.
Karburator pertama kali ditemukan oleh Karl Benz pada tahun 1885 dan dipatenkan pada tahun 1886. Pada tahun 1893 insinyur kebangsaan Hungaria bernama János Csonka dan Donát Bánki juga mendesain alat yang serupa. Adalah Frederick William Lanchester dari Birmingham, Inggris yang pertama kali bereksperimen menggunakan karburator pada mobil. Pada tahun 1896 Frederick dan saudaranya membangun mobil pertama yang menggunakan bahan bakar bensin di Inggris, bersilinder tunggal bertenaga 5 hp (4 kW), dan merupakan mesin pembakaran dalam (internal combution). Tidak puas dengan hasil akhir yang didapat, terutama karena kecilnya tenaga yang dihasilkan, mereka membangun ulang mesin tersebut, kali ini mereka menggunakan dua silinder horisontal dan juga mendisain ulang karburator mereka. Kali ini mobil mereka mampu menyelesaikan tur sepanjang 1.000 mil (1600 km) pada tahun 1900. Hal ini merupakan langkah maju penggunaan karburator dalam bidang otomotif.

Namun seiring perkembangan teknologi dan jaman teknologi karburator mulai dilupakan karena mempunyai beberapa kekurangan, diantaranya :
  • Karburator menghasilkan kadar gas buang lebih tinggi Hal tersebut dikarenakan proses pengkabutan tidak sehalus Sistem Injeksi
  • Penggunaan bahan bakar kurang efisien, sehingga cenderung boros Penghematan Bahan Bakar bukan sesuatu yang dapat Anda harapkan dari karburator standar.
Tepat nya pada tahun 1990 teknologi EFI Electronic Fuel Injection mulai dikembangkan untuk melengkapi kekurangan dari teknologi karburator. Pengembangan EFI terus beralanjut EFI dan alat pengaturnya atau otak nya disebut dengan ECU. Hal ini terus berlanjut berkat perkembangan teknologi MotoGP yang mulai diterapkan pada motor - motor versi jalanan. 
Sejak tahun 2007 di Indonesia kendaraan pada tahunb ini mulai menerapkan teknologi EFI karena teknologi ini mempunyai kelebihan ramah lingkungan karena proses pembakaran sangat sempurna banyak sensor - sensor yang bekerja pada sistem ini.

EFI adalah sebuah kata singkatan dari Electronic Fuel Injection. Adapun pengertian dari EFI adalah sebuah sistem penyemprotan bahan bakar yang dalam kerjanya dikontrol secara elektronik agar didapatkan nilai campuran udara dan bahan bakar selalu sesuai dengan kebutuhan motor bakar, sehingga didapatkan daya motor yang optimal dengan pemakaian bahan bakar yang minimal serta mempunyai gas buang yang ramah lingkungan. BAgian dari EFI yang mengontrol sistem EFI disebut dengan ECU (engine control unit) yang berfungsi sebagai otak atau komputer dari kendaraan tersebut.
Care kerja nya adalah sebagai berikut :
Blok Diagram ECU
a. sensor
Sensor merupakan input dari sistem ECU dimana akan berfungsi sebagai pemberi sinyal. Sinyal sensor terdapat dua jenis, yaitu: sinyal discrete dan sinyal analog. Discrete signal berupa skala biner dimana hanya ada ON atau OFF (1 atau 0, Benar atau salah), contoh nya : push button. Sedangkan sinyal analog menggunakan prinsip rentang suatu nilai antara “ nol hingga skala penuh ”. Contohnya: MAP (Manifold Air Pressure) dan TPS (Throttle Position sensor).  Signal analog bisa berupa tegangan atau arus listrik yang akan diproporsionalkan oleh nilai integer mikrokontroler ECU, contohnya : pembacaan Throttle “ 0 % hingga 100 % “ akan dikeluarkan sensor TPS dengan nilai tegangan “ 0 V – 5 V “ dimana nilai ini akan dikonversikan menjadi nilai integer “ 0 – 32767 ”.
b.ECU
ECU memiliki tiga bagian utama, yaitu: mikrokontroler, memory sistem dan power supply sistem. Semua aktivitas memproses data yang diambil dari sensor akan terjadi pada mikrokontroler ECU secara aritmatik dan logic, yaitu: operasi logika, sequential, timer, counter dan ADC serta mengendalikan kerja sistem secara keseluruhan.
Mikrokontroler ECU akan menghitung sinyal yang masuk dari pulser (Crankshaft position sensor) secara timer dan counter sehingga dapat menentukan kapan waktu pengapian yang tepat dan jumlah bahan bakar yang  harus di-injeksi kan ke dalam mesin sesuai dengan RPM kendaraan.
c. aktuator
Hasil data yang diproses oleh ECU akan dikeluarkan berupa sinyal digital untuk menjalankan actuator. Lamanya waktu Injector untuk menginjeksikan bahan bakar akan sesuai dengan perhitungan di dalam mikrokontroler ECU. Begitu juga dengan waktu pengapian.
Aktuator juga terdiri dari pump injector dan nozzle yang berfungsi menyemburkan BBM ke ruang bakar
Busi dan Aktuator/Inejctor




d. Terminal Communication
COM berfungsi sebagai media komunikasi ecu  dengan alat interface lain, contohnya: Laptop, Komputer atau handphone. Dari media COM inilah kita bisa melakukan perubahan nilai dari parameter-parameter waktu pengapian dan injeksi.


Contoh seseorang sedang Setting ECU Suzuki Satria FU FI

Kelebihan tenologi ECU yaitu
  • Akselerasi Nyaman
  • Irit BBM
  • Lebih Bertenaga
  • Emisi Gas Buang Rendah
  • Minim Perawatan  
kelemahan nya 
  • Perawatan Sistem Injeksi lebih rumit dibanding Sistem Karburator  
  • Mudah terkena ganguan terutama oleh Air
  • Perbaikan yang harus dilakukan oleh bengkel apabila mesin Injeksi rusak
  • Biaya perawatan yang jauh lebih mahal bila dibandingkan dengan Mesin Bersistem Karburator 
secara global fungsi ECU adalah :
1.Mengontrol Rasio Udara dan Bahan Bakar
Untuk mesin dengan teknologi injeksi, ECU akan menentukan jumlah bahan bakar yang akan dikirim berdasarkan beberapa parameter yang diperoleh dari sensor-sensor yang tersebar di mesin.
Jika Throttle Position Sensor menunjukkan pedal gas ditekan lebih dalam, Mass Flow Sensor (MFS) akan mengukur jumlah udara tambahan yang tersedot ke dalam mesin dan ECU akan menyuntikkan lebih banyak bahan bakar ke dalam mesin. Jika cairan pendigin Engine Coolant Temperature Sensor menunjukkan mesin juga panas, bahan bakan akan diinjeksi lagi.
2. Mengontrol Waktu Pengapian
Sebuah mesin pengapian membutuhkan percikan api untuk memulai pembakaran di ruang bakar. ECU mengatur waktu yang terjadinya percikan (disebut waktu pengapian) untuk menyediakan daya yang lebih baik dan ekonomis. Jika ECU mendeteksi ketukan, suatu kondisi yang berpotensi merusak mesin, maka ECU akan menilai masih terlalu cepat memberikan percikan api dan ECU akan menunda (memperlambat) waktu percikan untuk mencegah hal ini . Karena ketukan cenderung terjadi lebih pada putaran mesin yang lebih lebih rendah, ECU akan otomatis mengontrol transmisi penurunan ke gigi yang lebih rendah sebagai upaya pertama untuk mengurangi ketukan.
3. Mengontrol Kecepatan Mesin Pada Saat Idle
Hampir semua mesin memiliki sistem Idle Speed Control yang terintergrasi di dalam ECU. RPM mesin dipantau oleh Crankshaft Position Sensor yang memainkan peranan utama dalam fungsi mengontrol waktu injeksi bahan bakar, mengatur kapan dilakukannya percikan, dan buka tutupnya katup. Sistem idle speed control harus mengantisipasi beban mesin pada saat idle. Perubahan pada saat idle biasanya datang dari sistem HVAC, power steering systems, power brake systems, dan electrical charging dan supply systems. Temperatur mesin dan status transmisi, dan durasi dari camshaft juga mempengaruhi kinerja mesin dan atau nilai kecepatan idle yang diinginkan.
4. Mengontrol Durasi Buka Tutup Katup
Beberapa mesin memiliki Variable Valve Timing. Dalam mesin seperti itu, ECU mengontrol waktu dalam siklus mesin di mana katup membuka. Katup yang biasanya dibuka lebih cepat di kecepatan mesin tinggi dari pada kecepatan rendah. Hal ini dapat mengoptimalkan aliran udara ke dalam silinder sehingga meningkat kekuatan mesin dan ekonomi.
Misalnya, saat berkendara dengan kecepatan tetap, katup akan membuka dan sedikit bahan bakar akan disuntikkan, katup kemudian menutup. Tapi, ketika Anda tiba-tiba menginjak pedal gas, katup akan membuka kembali sesuai kedalaman pedal yang ditekan dan bahan bakar akan disuntikkan lebih banyak sehingga kecepatan kendaraan Anda dipercepat. ECU akan mengkalkulasi beban mesin pada RPM yang tepat dan memutuskan bagaimana membuka katup: awal, atau terlambat, terbuka lebar, atau hanya setengah terbuka. Pembukaan yang optimal dan waktu selalu tercapai dan pembakaran adalah setepat mungkin.


referensi 
http://www.insinyoer.com/prinsip-kerja-engine-control-unit-ecu/
http://www.rodadua.web.id/cara-kerja-ecu-engine-control-unit/

kontak saya :
FB      : Nanang Rizal
IG       : nanangrizal7
line      : retco1991
email   : semangat1991@gmail.com